Komisi E DPRD DKI Jakarta minta Dinas Kesehatan DKI meningkatkan kewaspadaan soal ancaman demam berdarah dengue (DBD) yang merebak pascamusim hujan. Apalagi kasus DBD di Indonesia lebih banyak dibanding virus corona (Covid 19). Kementerian Kesehatan mencatat hingga data 14 April 2020, ada 41.883 kasus DBD di Indonesia.
Menyikapi hal itu, Dinkes DKI diminta tak abai dan gerak cepat membuat pencegahan. Salah satunya dengan membentuk tim khusus antisipasi lonjakan korban DBD di tengah pandemi corona. "Kita perlu lakukan antisipasi dengan membentuk tim penanganan DBD. Kami pahami kesibukan Dinkes sekarang, namun ancaman DBD jangan diabaikan," ujar Ketua Komisi E DPRD DKI Iman Satria, saat dikonfirmasi, Kamis (16/4/2020).
DPRD DKI usul, Dinkes dapat tingkatkan sosialisasi, berkolaborasi dengan unsur masyarakat yang telah terbentuk di level kelurahan. Penyemprotan asap bahan kimia atau fogging juga diminta terus dilakukan di wilayah pemukiman padat, tanpa harus menanti terjadinya laporan korban. Sosialisasi 3M juga harus digiatkan, yakni dengan menguras bak penampungan air, menyikat kamar mandi dan tempat yang berpotensi jadi sarang nyamuk.
"Saya harap Dinkes tetap bisa mengoptimalkan para kasatpel dan kader jumantik di kelurahan, termasuk sosialisasi 3M dan pemberantasan nyamuk. Untuk teknis kami menyakini kepada eksekutif," pungkas politikus Gerindra itu. Diberitakan, Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan hingga data 14 April 2020 terdapat 41.883 kasua demam berdarah di Indonesia. Dari 41.883 orang yang terjangkit demam berdarah terdapat 266 kasus dan paling banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 48 yang meninggal.
"Tertinggi kasus pertama meninggal NTT 48 orang, Jawa Barat 33 orang, Jawa Timur 26 orang," ucap Siti Nadia.