Presiden Jokowi resmi memiliki tujuh staf khusus (Stafsus) baru yang berasal dari kalangan milenial. Ketujuh milenial stafsus ini sudah diperkenalkan pada Kamis (21/11/2019) kemarin di Istana Merdeka, Jakarta. Jokowi berujar mereka nantinya tidak diwajibkan untuk bertemu dengannya setiap hari.
Tidak harus berkantor full time, mereka tetap dituntut terikat pada Presiden Jokowi. Kabarnya gaji mereka sebesar Rp 51 juta per bulan. Kini hal tersebut menjadi pro kontra. Lantas bagaimana istana menyikapi hal ini? Pasalnya banyak pihak merasa para stafsus bakal bekerja setengah setengah. Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman memastikan para stafsus bakal bekerja penuh dalam memberikan masukan pada Jokowi.
"Nggak dong, mereka pasti tetap bekerja, kan dibantu oleh asisten. Mereka tetap bisa memberikan nasihat langsung ke presiden setiap 1×24 jam," ucap Fadjroel saat dikonfirmasi Sabtu, (23/11/2019). Dia bahkan mencontohkan dirinya, dimana sebagai jubir pun, Fadjroel tidak setiap hari bertemu dengan presiden meski kantornya sama sama di komplek Istana Jakarta. "Seperti aku, aku kan tidak setiap hari bertemu presiden. Tapi aku tiap saat bisa berikan masukan pada presiden 1×24 jam," imbuhnya.
Posisi stafsus yang masih boleh bekerja di tempat lain, kembali diyakini Fadjroel tidak bakal menganggu kinerja para Stafsus. Dia berpendapat Stafsus yang bisa memberikan masukan 1×24 jam ke presiden menandakan mereka bekerja full, 1×24 jam. "Setiap Stafsus boleh berikan masukan ke presiden 1×24 jam. Tapi tidak harus ketemu dengan presiden. Jadi kan tidak setengah setengah, mereka kerja 1×24 jam. Jadi tidak main main loh kerjaan Stafsus ini," tegasnya.