Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin menyebutkan, bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa jalan sendiri, sehingga tidak perlu proteksi Menteri BUMN Erick Thohir. Arviyan menjelaskan, bisnis perusahaan pelat merah sepenuhnya harus diserahkan sesuai kebutuhan pasar dengan strategi yang diusung tiap BUMN. "Saya pikir itu bisnis ya, tidak boleh mendistorsi market, dan pendekatan bisnis saja diserahkan ke masing masing perusahaan untuk melakukan efisiensi. Tidak perlu ada kebijakan atau proteksi (menteri BUMN)" ujarnya di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Ia menjelaskan, Erick Thohir hanya memberikan arahan ke BUMN sektor pertambangan yang harus memberikan kontribusi maksimal untuk negara. Selain itu, BUMN pertambangan diharapkan bisa menerapkan prinsip tata kelola yang baik seperti perusahaan terbuka pada umumnya. Adapun, tantangan utama sektor pertambangan yakni meningkatkan efisiensi karena harga komoditas yang tidak bisa diatur.
"Efisiensi yang secara terus menerus kita lakukan. Saya yakin ini bisa," kata Arviyan. Saat ini, ada dua komponen biaya perusahaan tambang yang paling besar yakni eksplorasi sekira 40 persen hingga 50 persen dari keseluruhan operasional, disusul ongkos transportasi. Sementara, pembentukan Holding BUMN Pertambangan juga dinilainya bisa mendorong efisiensi, sehingga berdampak positif terhadap kinerja PTBA.
Dengan bergabungnya PTBA bersama Antam, Timah, dan Inalum tentunya dari sisi pengadaan solar dan lainnya bisa lebih mudah dan lebih murah karena volume lebih banyak. "Kemudian dari sisi pengembangan SDM juga demikian, kita bisa sama sama mengembangkan SDM. Banyak hal hal positif dengan adanya holding ini," pungkas Arviyan.